Influenza: Cegah dengan Vaksin!


Mendengar kata ‘flu’, dibenak orang Indonesia mungkin hanya terbayang batuk-pilek-demam biasa. Penyakit menular yang disebabkan oleh virus ini sering dianggap sepele. Biasanya influenza hanya dianggap penyakit merepotkan yang paling-paling hanya akan menyebabkan ketidaknyamanan beraktivitas sehari-hari.

Tetapi influenza tidak sedangkal seperti yang tampak di permukaan. Virus penyebab flu selalu mengalami perubahan (mutasi) sehingga muncul varian baru yang bisa saja tidak dapat ditangkal oleh kekebalan tubuh alami. Oleh karena itulah bisa muncul penyakit flu babi (swine flu), flu burung (avian flu), dan sebagainya yang berpotensi membahayakan nyawa. Kita sendiri telah mengalami sendiri bagaimana mencekamnya ancaman flu tersebut beberapa tahun yang lalu. Perlu dicatat, di seluruh dunia penyakit influenza (flu) menjadi penyebab 250.000 – 500.000 orang meninggal setiap tahunnya. Di negara 4 musim, penderita flu selalu meningkat di musim dingin terutama dari kalangan orangtua, anak-anak, dan orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah. Komplikasi influenza yaitu pneumonia sering menjadi penyebab kematian mereka. Bagaimana menurunkan tingkat rawat inap pasien yang disebabkan oleh komplikasi influenza dan mencegah wabah itu sendiri? Demi tujuan itulah, dibuat vaksin flu. Peran vaksin ini sangatlah penting untuk menjadi perisai masyarakat dari virus influenza.

Sekali lagi, yang harus diingat mengenai virus influenza adalah strain dari virus berubah setiap tahun dan tidak sama di setiap tempat. Di negeri empat musim (yang biasanya mengalami wabah flu setiap tahunnya) ditetapkan program wajib dari pemerintah dalam hal pemberian vaksin influenza. Setiap tahun, di Amerika Serikat, CDC (Centres for Disease Control and Prevention) atau WHO (World Health Organization) akan mengeluarkan protokol baru dalam hal isi vaksin influenza yang dianggap berpotensi menjadi wabah. Protokol inilah yang akan digunakan oleh industri farmasi untuk meramu vaksin-vaksin baru yang akan disebarluaskan kepada khalayak luas. Vaksin ini disebut ‘seasonal flu vaccine’ (vaksin flu musiman). Biasanya vaksin ini terdiri dari 3 jenis virus influenza yaitu: dua influenza tipe A (H3N2 dan H1N1) dan satu influenza tipe B.

Kandidat-kandidat penerima vaksin biasanya diutamakan pada kelompok:

  • Penderita penyakit pernapasan kronis (misalnya: asma, penyakit paru obstruksi kronik).
  • Penderita yang memiliki kondisi medis kronis yang berkaitan dengan kardiovaskuler (kecuali hipertensi), metabolik (seperti diabetes), neuromuskuler dan sebagainya.
  • Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah (AIDS atau orang yang mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat imunosupresi – menekan sistem kekebalan tubuh).
  • Personel kesehatan (di rumah sakit/klinik/panti jompo/dsb) yang memiliki resiko tinggi tertular virus influenza.
  • Kaum manula (> 50 tahun ke atas)
  • Anak-anak (> 6 bulan)
  • Populasi umum yang hidup di negeri 4 musim atau mengalami wabah flu.
  • Orang yang akan bepergian ke wilayah lain yang diperkirakan (berpotensi) mengalami wabah flu.

Namun ada juga sebagian orang yang disarankan tidak mendapatkan vaksin flu yaitu bila: orang tersebut memiliki riwayat alergi terhadap vaksin flu sebelumnya atau riwayat alergi telur, orang yang memiliki riwayat Guillen-Barre Syndrome (GBS), anak-anak dibawah usia 6 bulan, dan orang yang sedang mengalami demam (vaksin diberikan setelah orang tersebut sembuh).

Ada dua jenis sediaan vaksin flu yaitu injek (suntik di otot) dikenal dengan nama TIV (Trivalent Influenza Vaccine); dan semprot hidung yang dikenal dengan nama LAIV (Live Attenuated Influenza Vaccine). Perbedaan antara kedua sediaan adalah: TIV mengandung virus influenza yang sudah dinonaktifkan/dimatikan sedangkan LAIV mengandung virus influenza hidup yang dilemahkan. LAIV dapat digunakan untuk khalayak luas yang sedang dalam kondisi sehat, tidak hamil, dan berusia antara 2 sampai 49 tahun; sedangkan TIV dapat digunakan untuk khalayak luas berusia diatas 6 bulan termasuk yang sehat maupun yang memiliki riwayat penyakit kronis.

(KANAN) vaksin flu yang disuntikkan di otot (TIV)

(KIRI) vaksin flu yang disemprot ke dalam hidung (LAIV)


Untuk populasi berusia 65 tahun keatas dapat diberikan vaksin influenza dosis tinggi yang dikenal dengan nama Fluzone. Vaksin ini terdiri dari 3 jenis vaksin dengan strain yang dianggap akan menimbulkan flu di musim tersebut. Di dalam vaksin, terdapat jumlah antigen 4 kali lebih banyak dibandingkan biasanya yang diharapkan akan menimbulkan reaksi antibodi pada penerima vaksin.

Waktu vaksinasi sebaiknya diberikan setiap tahun, sebelum musim flu diperkirakan akan dimulai. Atau dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anda. Vaksin flu juga biasanya diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 4 minggu.

Efek samping yang mungkin muncul adalah rasa pegal/sakit/bengkak di daerah tempat suntikan ataupun demam ringan. Biasanya muncul setelah suntikan diberikan dan berlangsung selama 1 – 2 hari. Bila yang diberikan adalah vaksin dalam bentuk sediaan spray, kemungkinan dapat muncul gejala influenza ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya. Efek samping vaksin flu biasanya tidak serius kecuali bila penerima mengalami reaksi alergi berat terhadap vaksin.

Bagaimana dengan di Indonesia? Saat ini pemberian vaksin flu memang belum menjadi prioritas program pemerintah. Vaksin flu biasanya diutamakan untuk kaum manula usia 55 tahun ke atas, orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah dan anak-anak dengan penyandang asma dan alergi, atau pelancong yang akan mengunjungi negara 4 musim atau yang sedang mengalami wabah flu.

Terakhir, perlu diingat bahwa vaksin flu tidak menjamin bahwa sang penerima vaksin sama sekali tidak akan menderita influenza. Orang yang menerima vaksin flu masih mungkin mengalami influenza, tetapi dengan adanya vaksin, biasanya gejalanya tidak akan terlalu parah atau durasi penyakit lebih pendek dibandingkan biasanya. Namun secara umum, 70 – 90% vaksin flu dianggap efektif untuk mengurangi resiko terkena flu.



Comments